ADHY AJHA
Folklore Lisan
Folklor berasal dari bahasa Inggris
yaitu folklore. Kata ini merupakan kata majemuk, berasal dari kata folk
dan lore. Folk artinya kolektif. Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok
orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik. Ciri-ciri ini berkaitan dengan
warna kulit yang sama, bentuk rambut yang sama , mata pencaharian yang sama,
bahasa yang digunakan sama, taraf pendidikan yang sama, dan agama yang sama.
Sedangkan Lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya, diwariskan secara
turun-temurun baik secara lisan atau suatu contoh dengan gerak lisan. Jadi
definisi folklor secara keseluruhan adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif ,
tersebar dan diwariskan turun-temurun, di antara kolektif macam apa saja,
secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun
contoh suatu gerak isyarat.
Agar dapat membedakan folklore dari
kebudayaan lainnya, hal yang perlu di ketahui adalah mengenal ciri-ciri
pengenal umum folklore tersebut, yaitu ;
- Penyebaran dilakukan dengan lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut disertai dengan gerak isyarat dan dibantu dengan alat pengingat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Folklor bersifat tradisional, artinya disebarkan dalam bentuk relait tetap atau standard an disebarkan di antara kolektif tertentu dan dalam waktu yang lama.
- Folklor ada dalam versi bahkan varian-varian yang berbeda. Ini di sebabkan proses penyebaran dari mulut ke mulut yang mengalami proses interpolasi. Walaupun demikian bentuk dasar tetap bertahan.
- Folklor bersifat anonim, yaitu tidak diketahui penciptanya.
- Folklor berbentuk rumus dan berpola, misalnya menggunakan kata-kata klise, ungkapan-ungkapan tradisional, ulangan-ulangan atau kalimat-kalimat pembuka atau penutup yang baku.
- Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama.
- Bersifat pralogis, artinya mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika pada umumnya.
- Folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu.
- Bersifat polos dan lugu karena folklore merupakan hasil dari emosi manusia yang paling jujur.
Folklor menurut Jan Harold Brunvand,
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu
folklor lisan, folklor sebagian lisan, folklor bukan lisan.
1. Folklor lisan.
Folklor lisan bentuknya murni lisan.
Bentuk folklor kelompok ini antara lain:
Bahasa rakyat, ungkapan tradisional,
pertanyaan tradisional, puisi rakyat cerita prosa rakyat, nyanyian rakyat.
2. Folklor sebagian lisan.
Folklor berbentuk dari campuran
unsur isan dan bukan lisan. Bentuk folklor kelompok ini antara lain:
Kepercayaan rakyat, permainan
rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat, upacara, pesta rakyat dan
lain-lain.
3. Folklor bukan lisan.
Folklor yang bentuknya bukan lisan,
walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Bentuk folklore ini terbagi
dua subkelompok, yakni material dan bukan material. Bentuk-bentuk yang
tergolong dalam kelompok material : arsitektur rakyat, kerajinan tangan,
pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional.
Sedangkan yang termasuk bukan material antara lain : gerak isyarat tradisional,
bunyi isyarat, dan music rakyat.
Contoh-contoh folklor lisan di
Indonesi
1. Bahasa rakyat.
Bentuk-bentuk folklor Indonesia yang
termasuk dalam kelompok bahasa rakyat adalah logat bahasa, slang (kosa kata
para penjahat), can’t (bahasa rahasia yang digunakan oleh gay), shop
talk (bahasa para pedagang), colloquial (bahasa sehari-hari yang
menyimpang dari bahasa konvensional), sirkumkolusi (ungkapan tidak
langsung), nama julukan, gelar kebangsawanan, jabatan tradisional, bahasa
bertingkat, onomatopoetis (kata yang dibantuk dari mencontoh bunyi dan suara
alamiah), onomastis (nama tradisional atau tempat-tempat tertentu yang
mempunyai sejarah terbentuknya)
2. Ungkapan tradisional.
Ungkapan tradisional mempunyai tiga
sifat hakiki, saat hendak meneliti hal ini (a) peribahasa harus berupa satu
kalimat ungkapan saja. (b) peribahasa dalam bentuk yang sederhana. (c)
peribahasa harus memiliki daya hidup yang dapat membedakan dari bentuk-bentuk
klise tulisan yang berbentuk, iklan, syair, dan lain-lainnya. Peribahasa di
bagi menjadi empat golongan besar, yakni: (a) peribahasa yang sesungguhnya, (b)
peribahasa yang tidak lengkap maknanya, (c) peribahsa perumpamaan, (d) ungkapan
yang mirip bahasa.
3. Pertanyaan tradisional.
Dikenal dengan nama teka-teki.
Menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes teka-teki adalah “Ungkapan lisan
tradisional yang mengandung satu atau lebih unsure pelukisan, sepasang
daropadanya dapat saling bertentangan dan jawabnya harus diterka. Menurut kedua
sarjana ini teka-taki dapat digolongkan dalam dua kategori umum, yakni: (1)
teka-teki yang tidak bertentangan, dan (2) teka-teki yang bertentangan. Pada
teka-teki tidak bertentangan, sifatnya harfiah, jawab, dan pertanyaannya
identik.
4. Sajak dan puisi rakyat.
Sajak atau puisi rakyat adalah
kesusasteraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari
beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, berdasarkan panjang pendek
suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.
5. Cerita prosa rakyat.
Menurut William R Bascom, cerita
prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu:
a. Mite
Menurut Bascom mite adalah cerita
prosa rakyat yang dianggap bena-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang
empunya cerita. Mite ditokohkan oleh para dewa dan mahluk setengah dewa.
Peristiwa di dunia lain, di dunia yang tidak kita kenal sekarang, dan masa
lampau. Menurut asalnya mite di Indonesia terbagi dua ,yakni: yang asli
Indonesia dan yang berasal dari luar negeri seperti India, Arab, dan Negara
sekitar Lant Tengah. Mite di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya
alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama dan
tokoh kebudayaan, dan terjadinya makanan pokok untuk pertama kalinya.
b. Legenda
Legenda adalah prosa rakyat yang
mempunyai cirri-ciri mirip seperti mite, dianggap benar-benar terjadi, tetapi
tidak dianggap suci. Tokoh dalam legenda adalah manusia walaupun ada kalanya
memiliki sifat-sifat yang luar biasa. Tempat terjadinya legenda ini berada di
dunia. Legenda bersifat migratoris, artinya berpindah-pindah dan dikenal luas
di daerah-daerah yang berbeda. Jan Harold Brunvand membagi legenda menjadi
empat kelompok, yaitu:
a) legenda keagamaan
Yang termasuk dalam golongan ini
adalah orang-orang suci.
b) legenda alam gaib
Legenda ini biasanya berbentuk kisah
yang dianggap benar-benar terjadi pada seseorang. Fungsi legenda ini adalah
untuk memperkuat mengenai kepercayaan rakyat.
c) legenda perseorangan
Cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu
yang dianggap empunya cerita benar-benar terjadi.
d) legenda setempat.
Yang termasuk dalam legenda ini
adalah legenda yang berhubungan dengan tempat, nama tempat, dan bentuk
tipografi suatu daerah.
6. Dongeng
Dongeng merupakan kesusasteraan
kolektif secara lisan. Dongeng merupakan cerita prosa yang dianggap benar-benar
terjadi, dongeng bertujuan untuk menghibur, memberi pelaajaran moral,
melukiskan kebenaran bahkan digunakan sebagai sindiran. Stith Thompson
menggolongkan dongeng menjadi empat bagian, yaitu:
a) Dongeng binatang
Dongeng ini ditokohi oleh binatang,
binatang dalam cerita inidapat berbicara dan berakal budi seperti manusia.
b) Dongeng biasa
Dongeng ini ditokohi oleh manusia
dan biasanya berkisah tentang suka duka seseorang.
c) Lelucon dan anekdot
Dongeng yang dapat menggelitik
sehingga dapat menimbulkan tertawa bagi yang membaca maupun yang mendengar.
Perbedaan ankdot dengan lelucon adalah bahwa anekdot menyangkut kisah fiktif
lucu seseorang, sedangkan lelucon menyangkut kisah fiktif lucu mengenai suatu
kelompok. Lelucon dan anekdot terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: a).
lelucon dan anekdot agama, b) lelucon dan anekdot seks, c) lelucon dan anekdot
suku-suku tau bangsa-bangsa, d) lelucon dan anekdot politik, e) lelucon dan
anekdot angkatan bersenjata, f) lelucon dan anekdot seorang professor, g)
lelucon dan anekdot anggota kelompok lainnya.
d) Dongeng berumus
Merupakan dongeng-dongeng yang oleh
Stith Thompson dan Antti Aarne disebut formula tales dan strukturnya
terdiri dari pengulangan. a) Dongeng-dongeng berumus terdiri dari dua
subbentuk, yakni: Dongeng tertimbun banyak disebut dongeng berantai karena
dibentuk dengan cara menambah keterangan lebih terperinci pada setiap
pengulangan inti cerita. b) Dongeng untuk mempermainkan orang adalah cerita
fiktif yang diceritakan khusus untuk memperdayai orang karena akan menyebabkan
pendengarnya mengeluarkan pendapat yang bodoh. c) Dongeng yang tidak ada akhirnya
adalah dongeng yang jika diteruskan tidak akan sampai pada batas akhir.
7. Nyayian rakyat
Menurut Jan Harold Brundvand,
nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklore yang
terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota
kolektif lainnya tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak banyak mempunyai
varian.
Komentar
Posting Komentar