Sejarah singkat Desa Lalonaha.

awal tahun 1978 warga Kecamatan Pana, Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Selatan mendapat informasi bahwa di Kabupaten Kolaka Provisi Sultra masih terdapat lokasi kosong dan subur yang sangat baik untuk diolah menjadi lahan pertanian. informasi itulah yang menyebabkan 11 orang secara spontan berangkat menuju Kabupaten Kolaka dan menginap di rumah Zeth Palallo. kesebelas orang tersebut yakni Karel S,Samuel Otong, Tangga Lalan, Anton, M talebong, Markus Ilang, Paulus Ilang, R, Talebong, Dominggus Goa, Nehemia dan Tangdi (tae, mo di issana di peka ambe, menda a,i temo) hheheheheheeheh. atas bantuan Zeth Palallo yang berkordisi dengan camat Kolaka ditunjukanlah sebuah lokasi di desa 19 november (sekarang unaasi) yang merupakan lahan persawahan bagi mereka. akan tetapi kesebelas orang tersebut tidak yakin bahwa lokasi yang ditunjjukkan benar2 masih kosong karena telah ada tanda-tanda bahwa lokasi tersebut pernah di olah sebelumnya.
rencana hendak pulang ke ke Kecamatan Pana, sang tuan rumah merasa kurang enak bila kesebelas orang itu yang merupakan keluarga dekatnya kembali begitu saja tanpa ada hasil, sehingga dicarilah alternatif lain yakni menuju kesebalah utara tepatnya di Desa Wolo. kepala desa yang saat itu dijabat oleh Daeng Mallongi menerima dengan baik kedatangan mereka. kemudian ditunjuklah sebuah lokasi yang merupakan hutan besar dan diberikan kepada mereka untu diolahdengan sebaik-baiknya, merasa yakin bahwa tanah yang ditunjjukannbenar-benar belum ada yang punya barulah mereka mau mengolahnya.
singkat sejarah, beberapa hari mengolah tanah di daerah itu, ada diantara mereka yang merasa tidak tahan dengan adanya nyamuk malaria dan adanya gangguan dari masyarakat setempat yang mengusik serta ingin menyuruh mereka meninggalkan tempat itu. tiga orang harus kembali ke kecamatan Pana, sesampai di Pana, tiga orang tersebut kembali bercerita tenta kolaka baha memang benar-benar subur namun banyak nyamuknya. heheheheheh hal itulah yang membuat warga yang lain ingin melihat secara langsung tanah yang subur seperti yang diceritakan kepada mereka, tanpa disadari ada beberapa orang yang mulai berdatangan sehinnga terbentuklah sebuah kampung yang dinamakan POLMAS yang penduduknya semua bersku bangsa Toraja.
            Pertengahan tahun 1982, bebarapa tokoh masyarakat mengusulkan agar daerah ini dibentuk menjadi sebuah dusun/Rk, dan atas persetujuan desa Wolo maka daerah ini menjadi sebuah dusun/RK keenam dalam wilayah desa Wolo kecamatan Wolo dengan nama Dusun/RK VI Polmas  di pimpin oleh M,Talebong sebagai kepala Dusun/RK. Dibawah kepemimpinan M,Talebong wilayah ini mengalami banyak perbahan di antaranya masuknya jalan yang bisa dilalui roda 2  serta pendirian sebuah rumah ibadah berupa GEREJA yang didukung oleh angkatan bersenjata republuk Indonesia masuk desa (AMD) seiring dengan adanya pemekaran wilayah di Kec. Wolo maka daerah ini menjadi wilayah desa defenitif  sesuai SK GUBERNUR Provinsi SULTRA no.630/tahun 1993 tanggal 12 november 1993 dengan nama desa Lalonaha dipimpin oleh Makmur Hadi (alm) sebagai kepala desa sementara. Dan yang perlu diketahui untuk pembaca nama Desa Laonaha berasal dari bahasa Tolaki yakni LALO yaitu sebuah tanaman yang banyak terdapat di Lalonaha pada zaman itu yakni tumbuhan yang berdaun panjang yang sring dianyam oleh suku bangsa Tolaki untuk dijadikan tikar, sengga sampai sekarang namanya Lalonaha. Sekian dariku Demianus Lakila. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERDAS CERMAT DEMIANUS

dampak masuknya alat pertanian canggih didesa lalonaha kecamatan wolo